Mengenal Seni Beladiri Karate

- November 26, 2014
Mengenal Seni Beladiri Karate
Mengenal Seni Beladiri Karate
Karate ( ) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan’. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1.Shotokan
2.Goju-Ryu
3.Shito-Ryu
4.Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam “4 besar WKF”.
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO – World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat “tanpa kontak langsung”, berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang “kontak langsung”.
 
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:

1. Kihon

Kihon yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis. Gerakan-gerakan Kihon terdiri dari:
Kuda-kuda (dachi): adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat penting, karena Kuda-kuda merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah macam-macam kuda-kuda yang di pelajari dalam Karate.
·         Hachiji-Dachi : Kuda-kuda Dasar ( Kaki Dibuka selebar bahu )
·         Zen-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat depan
·         Ko-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat belakang
·         Hangetsu-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )
·         Heisoku-Dachi : Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat ( dalam Kata Unsu )
·         Neko-Ashi-Dachi : Kuda-kuda berat belakang ( dalam Kata Unsu )
·         Sanshin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah
·         Sochin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )
Pukulan (Zuki) adalah gerakan yang tak kalah pentingnya dengan Kuda-kuda, karena pukulan sangat kita perlukan untuk menyerang lawan selain Geri atau tendangan. Berikut ini macam-macam pukulan ( Zuki ) dalam Karate.
·         Oi-Zuki-Chudan : Pukulan ke arah Perut atau ulu hati
·         Oi-Zuki-Jodan : Pukulan ke arah kepala
·         Kisame-Zuki : Pukulan ke arah kepala tetapi kaki tidak melangkah
·         Gyaku-Zuki : Pukulan ke arah perut tetapi kaki tidak melangkah
·         Ura-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Soto-Ude-Uke
·         Morote-Zuki : Pukulan dan dorongan
·         Agi-Zuki : Pukulan dengan tangan bagian dalam dan bentuknya seperti Agi-Uke
·         Choku-Zuki : Pukulan kearah perut dengan Kuda-kudaHachiji-Dachi
·         Kage-Zuki : Pukulan kesamping exs pada Kata Tekki Shodan
·         Tate-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Uchi-Ude-Uke
·         Yama-Zuki : Pukulan menggunung / Pukulan ganda dengan kedua tangan
·         Morote-Hisame-Zuki : Pukulan dengan kedua tangan
·         Tetsui-Uchi : Tangan palu
·         Uraken-Uchi : Pukulan menyamping
·         Haishu-Uchi : Tangan pedang
·         Haito-Uchi : Tangan pedang
·         Empi : Sikutan
·         Shuto-Uchi : Tangan pedang
·         Tate-Shuto : Tangan pedang
Tendangan (Geri): Dalam menyerang lawan selain dengan Pukulan ( Zuki ) dalam Karate bisa juga dengan mengunakan tendangan ( Geri ) dengan macam dan bentuk yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Pada umumnya Geri digunakan pada pertarungan dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Berikut ini adalah macam-macam Geri dalam Karate.
·         Mae-Geri: Tendangan ke arah Perut atau Kepala dengan arah ke depan
·         Mawashi-Geri: Tendangan dengan Kaki bagian atas
·         Yoko-Geri-Kekome: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di sodok )
·         Yoko-Geri-Keange: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di snap )
·         Usiro-Geri: Tendangan ke belakang
Tangkisan (Uke):Tidak seperti tendangan atau pukulan, pada tangkisan posisi badan kita haruslah menyamping atau segaris dengan kuda kuda. Hal ini dimaksudkan agar apabila pukulan atau tendangan luput dari tangkisan kita tidak mengenai badan kita. Berikut ini adalah istilah tangkisan dalam karate :
·         Gedan Barai : Tangkisan bawah atau tangkisan Mae-Geri.
·         Soto-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari belakang telinga.
·         Uchi-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari bawah ketiak.
·         Agi-Uke : Tangkisan atas
·         Shuto-Uke : Tangkisan tangan pedang
·         Juji-Uke : Tangkisan dengan kedua tangan disilang
·         Morote-Uke : Tangkisan yang bentuknya seperti Morote-Zuki

2.  Kumite

Kumite merupakan bagian dari latihan karate yang mengajarkan karateka untuk mempraktekkan tehnik menyerang, bertahan dan menyerang balik dengan sungguh-sungguh tetapi dengan keamanan tinggi. Kumite adalah bagian karate yang merupakan hal baru, pada saat Bapak Karate Gichin Funakoshi hidup, tidak ada latihan kumite, yang beliau ajarkan terbatas hanya Kihon dan KATA. macam-macamnya:
KIHON IPPON KUMITE
(Pertarungan Dasar Satu Langkah)

Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi” (siap), kedua pasangan menggerakkan kaki kanan, bergerak hingga membentuk sikap Hachiji-Dachi (kaki tebuka, jarak antara tumit selebar bahu, ujung kaki membentuk sudut 45º). Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap Gedan-barai langkah belakang (kanan atau kiri, sesuai instruksi) dan memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik serangan. Karateka yang bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik tangkisan yang akan digunakan dan memberitahukan kepada karateka penyerang dengan kata “Osh” Karateka Penyerang harus memfokuskan serangan  kepada target yang telah ditentukan dengan semangat dan kontrol yang baik, menjamin bahwa tehnik telah dilakukan dengan baik (sikap, pernafasan dan Kime). Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikap telah dilakukan dengan baik, dan harus Kime saat menangkis sebelum melakukan  serangan balik. Kedua pasangan harus kembali pada posisi semula dan menyatakan Zansin (kesadaran penuh, kesiapan) hingga instruktur mengatakan “Yame” (stop) dan “Enyoi” (istirahat). Ketika latihan dengan pasangan, kita bertanggung jawab terhadap keselamatannya , kontrol yang baik harus selalu dilatih.

GO-HON KUMITE
(Pertarungan Lima Langkah)

Metode ini dimulai seperti Ippon Kumite, tetapi karateka penyerang melakukan serangan lima langkah kedepan untuk mencapai wilayah sasaran/target, dan karateka bertahan melangkah mundur dan menangkis lima kali, setelah tangkisan kelima karateka bertahan melakukan serangan balik dengan Gyaku-zuki (berteriak “Kiai” ketika menyerang dengan kecepatan dan tenaga). Go-hon Kumite selalu dilatih lamban dengan hitungan, cepat dengan hitungan dan kemudian cepat dan penuh tenaga tanpa hitungan. Ketika latihan cepat dan penuh tenaga, karateka penyerang tidak harus bergerak kedepan dengan irama, tetapi dia harus merencanakan serangannya untuk dapat merusak pertahanan karateka bertahan. Karateka Bertahan dilarang bergerak mundur hingga serangan terjadi. Pada semua jenis Kumite, kedua pasangan  harus konsentrasi penuh dan latihan dengan serius, sebab jika kehilangan konsentrasi akan menyebabkan kecelakaan.
SANBON KUMITE
(Pertarungan Tiga Langkah)

Metode ini pada dasarnya sama dengan Go-hon Kumite, tetapi hanya tiga serangan. Sanbon Kumite juga dilatih mengunakan tiga tehnik serangan yang berbeda. Seperti Jodan, Chudan, dan Mae-geri or Jodan, Chudan dan Kekomi, dll. Karateka Bertahan harus melakukan tangkisan yang benar terhadap tehnik serangan yang digunakan dan serangan balik setelah tiga tangkisan.
KEASHI IPPON KUMITE
(Pertarungan Dua Langkah)

Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi”. Kedua pasangan menggerakkan kaki kanan membentuk Hachiji-Dachi. Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap gedan-barai mundur (kanan atau kiri sesuai dengan instruksi) dan memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik dalam menyerang. Karateka Bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan digunakan dan memberitahukan karateka Penyerang dengan kata “Osh” Karateka Penyerang menetapkan wilayah sasaran dengan tehnik yang benar, sementara Karateka Bertahan melangkah mundur untuk menangkis dan diselesaikan dengan sebuah serangan balik. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan kontrol yang baik, menjamin bahwa melakukan tehnik dengan benar (jarak, pernafasan, dan kime). Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat dan konrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikapnya benar dan harus Kime dalam menangkis sebelum melangkah kedepan untuk melakukan serangan balik.
TUJUAN
Mengajarkan Karateka untuk melatih tehnik pukulan, tendangan, serangan  dan tangkisan dengan musuh, sambil bergerak maju dan mundur dan membantu meningkatkan ketepatan waktu, jarak dan kesadaran penuh. Keashi Ippon Kumite memperkenalkan karateka untuk berpikir kapan dia melakukan pertahanan dan melakukan penyerangan.

JIYU IPPON KUMITE
(Pertarungan Semi Bebas)

Metode ini dimulai setelah kedua pasangan memberikan hormat dan perintah “Yoi”. Karateka mengambil sikap mundur gedan-barai dan memperagakan posisi gaya bebas (Jiyu Kamai). Dalam posisi gaya bebas ini, karateka tidak boleh tegang, tetapi dalam pertahanan, siap dan dapat merubah sikap, posisi badan bergerak, maju atau mundur dan dapat mempertahankan diri mereka dari segala serangan dengan menggunakan lengan dan kaki untuk melakukan tangkisan dan serangan. Jarak harus lebih pendek dari sikap normal kedepan, dengan kaki belakang sedikit menekuk dan berat badan bertumpu diantara kaki depan dan belakang menyebabkan badan maju dan mundur jadi lebih mudah dan cepat, meluruskan kaki yang menekuk akan menambah kecepatan dan jarak pergerakan badan.

Tangan harus selalu diposisinya dimana  akan melindungi atau menangkis serangan sambil melakukan pukulan atau serangan kepada musuh. Karateka yang bertahan berkonsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan digunakan dan memberitahukannya dengan mengatakan “Osh”. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan control yang baik, memastikan bahwa tehnik telah dilakukan dengan benar(Sikap, pernafasan, dan kime). Karateka yang bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang tinggi saat melakukan tangkisan, memastikan pernafasan dan sikap saat menangkis dilakukan dengan benar dan harus kime sebelum melakukan serangan balik. 
TUJUAN
Memperkenalkan karateka dengan keadaan pertarungan yang lebih realistis, pergerakan badan yang lebih (Tai-sabaki). Memperkirakan Ma-ai (jarak), menggunakan tekukan kaki untuk memudahkan badan melakukan gerakan maju atau mundur dengan jarak yang lebih jauh, ketepatan waktu, dan Zanshin (penuh kesadaran dan control yang menyeluruh).

OKURI JIYU IPPON KUMITE
(Pertarungan Semi Bebas Dua Langkah)

Metode ini sama dengan Jiyu Ippon, masing-masing karateka memulai dengan Kamai dan karateka pertama memberitahukan target sasaran atau tehnik yang akan digunakan. Karateka kedua memfokuskan pikiran tangkisan dan menyerang balik dengan menjawab “Osh”. Setelah karateka Bertahan melakukan tangkisan dan serangan balik, Karatek Penyerang melakukan serangan kedua tanpa memberitahukan target sasaran dan tehnik yang dia gunakan. Karateka penyerang harus memilih target sasaran dan tehnik yang sesuai dengan kesempatan terbaik  dan mengarahkan Karateka Bertahan kedalam posisi yang sangat tidak menguntungkan, membuat pertahanan menjadi sulit dilakukan. Karateka Bertahan melakukan tangkisan yang tepat dan serangan balik, menarik kembali setelah serangan balik untuk kamai dan membangun kembali Zanshin (Kesadaran penuh). Karateka harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang baik, memastikan pernafasan dan sikap dilakukan dengan benar dan kime di setiap tehnik yang dilakukan.





TUJUAN
Okuri-Jiyu Ippon Kumite adalah langkah pertama dalam pertarungan gaya bebas. Karateka dilatih untuk melihat keuntungan, pembukaan sebuah serangan, bertahan dari serangan yang tidak diharapkan, melihat posisi terbaik setelah bertahan untuk melakukan serangan balik. Zanshin.

JIYU KUMITE
(Pertarungan Gaya Bebas)

Pada dasarnya hanya dapat dilakukan oleh karateka yang memiliki pengetahuan Kihon yang baik, Ma-ai (jarak), ketepatan waktu, koordinasi, dan yang lebih penting kontrol yang baik. Gaya Bebas hanya dilakukan dengan pengarahan yang ketat dan di dalam peraturan dan pengawasan yang tegas. Wasit harus menjelaskan peraturan dan perintah-perintah yang akan dia gunakan dalam memulai dan mengakhiri serangan, dan akan menanyakan kepada kedua karateka apakah mereka mengerti. Wasit akan menjelaskan bahwa tidak ada kontak fisik dan keduanya harus mendengar perintahnya dan patuh. Karateka memberi hormat kepada wasit dan kepada karateka yang menjadi lawannya dengan perintah Kamai. Ketika wasit memerintahkan Hajime (mulai) kedua karateka bergerak untuk menemukan posisi terbaik untuk menyerang, sambil melindungi diri dari serangan mendadak dari musuh. Semangat yang baik harus diperlihatkan selama pertarungan, berteriak “KIAI” setiap melakukan tehnik menyerang dan melakukan semua tehnik dengan benar, memberikan perhatian kepada pernafasan, jarak, ketepatan waktu dan Kime.
TUJUAN
Untuk meningkatkan kontrol, tehnik, ketepatan waktu, konsentrasi dan kesadaran penuh dibawah tekanan pertarungan sesungguhnya. Sekarang dengan lebih banyak latihan, semua tehnik akan menjadi gerakan refleks (motor responses). Dalam tehnik bertahan atau menyerang akan terjadi tanpa harus kita pikirkan. Bangsa China dan Bangsa Jepang menyebut pernyataan ini dengan “No Mind” 

 ISTILAH – ISTILAH KUMITE

Jepang
Indonesia
Aiuchi
Ganti Pukulan
Jogai
Keluar dari garis luar lapangan pertandingan
Atoshi-Baraku
Peringatan 30 detik
Fukusin-Shugo
Pemanggilan wasit bersama-sama
Motono-Ichi
Kembali ke garis mulai
Tsu-Zu-Kete-Hajime
Lanjutkan serangan
Tori-Masen
Tidak ada nilai

3. Kata

Kata yang berarti bentuk resmi atau kembangan juga memiliki arti sebagai filsafat. Kata memainkan peranan yang penting dalam latihan karate. Setiap kata memiliki embusen (pola dan arah) dan bunkai (praktik) yang berbeda-beda tergantung dari kata yang sedang dikerjakan. Kata dalam karate memiliki makna dan arti yang berbeda. Bahkan kata juga menggambarkan sesuatu. Inilah kata sebagai filsafat.
Oleh sebab itulah kata memiliki peranan yang penting sejak jaman dulu dan menjadi latihan inti dalam karate. Gichin Funakoshi mengambil kata dari perguruan Shorei dan Shorin. Shotokan memiliki 26 kata yang terus dilatih hingga kini. Ada yang populer ada pula yang tidak. Masing-masing kata mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Karena itu wajib bagi tiap praktisi Shotokan untuk mengulang berkali-kali bahkan ratusan kali.
Berikut semua jenis kata tersebut :
Kata
Arti
Nama Asli
Heian Shodan
Pikiran yang damai (1)
Pinan Nidan
Heian Nidan
Pikiran yang damai (2)
Pinan Shodan
Heian Sandan
Pikiran yang damai (3)
Pinan Sandan
Heian Yondan
Pikiran yang damai (4)
Pinan Yondan
Heian Godan
Pikiran yang damai (5)
Pinan Godan
Tekki Shodan
Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (1)
Naihanchi
Tekki Nidan
Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (2)
Tekki Sandan
Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (3)
Bassai Dai
Menembus benteng (besar)
Passai
Kanku Dai
Menatap langit (besar)
Kushanku
Enpi
Burung layang-layang terbang
Wanshu
Hangetsu
Bulan separuh
Seishan
Jion
Nama biksu Budha, pengampunan
Jion
Nijushiho
24 langkah
Niseishi
Sochin
Memberi kedamaian bagi orang banyak
Sochin
Bassai Sho
Menembus benteng (kecil)
Kanku Sho
Menatap langit (kecil)
Jitte
Bertarung seolah-olah dengan kekuatan 10 orang
Jitte
Chinte
Tangan yang luar biasa
Chinte
Meikyo
Cermin jiwa
Rohai
Jiin
Gema Kuil, Dasar kuil
Gankaku
Bangau diatas batu
Chinto
Wankan
Mahkota raja
Wankan
Gojushiho Sho
54 langkah (kecil)
Gojushiho Dai
54 langkah (besar)
Useishi
Unsu
Tangan seperti (menyibak) awan di angkasa
Hakko  



TAGS :
Jonni Mulyawan

Menulis adalah salah satu cara saya menggunakan waktu luang.

RELATED POSTS

Next article
« Prev Post
Previous article
Next Post »

0 Komentar

Harap tidak memasang live link maupun no live link. Jika komentar Anda mau di tampilkan !
Emoticon